Batik Tulis Sidamukti Desa Dagan, Siap Jadi Produk Unggulan

Konsep One Village One Product (OVOP), atau konsep Satu Desa Satu Produk yang tengah gencar digerakan oleh Kementrian Desa perlu disambut baik semua pihak.

Pasalnya, konsep OVOP bertujuan untuk memaksimalkan produk lokal desa sebagai produk unggulan yang menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat desa.

Menyambut gagasan One Village One Product (OVOP) tersebut, Desa Dagan, kecamatan Bobotsari, kabupaten Purbalingga, juga tengah memilah dan memilih produk lokal yang nantinya akan dijadikan produk unggulan.

Salah satu produk yang memiliki potensi untuk menjadi produk unggulan desa Dagan, adalah kerajinan Batik Tulis Sidamukti.

Menjadi Industri Rumahan
Pengamatan Pemerintah Desa Dagan di lapangan, kerajinan batik tulis menjadi salah satu industri rumahan, atau Home Industry yang banyak dijalankan oleh warga Desa Dagan.

Evi Rahmawati (26) misalnya. Ibu rumah tangga yang juga memiliki usaha warungan tersebut juga turut membatik.

Ditemui tim redaksi website Desa Dagan di rumahnya, Evi bercerita tentang usaha batik tulisnya yang sudah berjalan selama kurang lebih 5 tahunan.

Menurutnya, produk batik tulis garapannya sudah banyak di pesan. Rata-rata, para pembeli datang sendiri ke rumahnya.

“Sejauh ini para pembeli datang sendiri dan memesan batik tulis. Selain dari kabupaten Purbalingga, banyak juga pembeli yang berasal dari luar daerah, seperti Pemalang,” cerita Evi, Sabtu (17/12) siang kemarin.

Mengutamakan Kualitas
Evi melanjutkan, pihaknya lebih memilih kualitas produk ketimbang kuantitas. Sebab, konsumen juga lebih memilih kualitas.

“Untuk satu produk, biasanya saya menyelesaikannya dalam waktu dua minggu, dengan harga Rp. 150 ribu hingga Rp. 250 ribu per produk,” papar warga RT 03 RW 04 tersebut.

Menurut ibu satu anak tersebut, meski hanya dua hingga tiga produk yang jadi dalam sebulan, namun konsumen merasa puas.

Ada beberapa jenis batik tulis yang digarap Evi. Antara lain, jenis batik tulis Jonas, jenis Latar Ireng, jenis Krikilan, jenis Latar Putih, dan jenis lainnya.

Untuk motif yang digunakan, Evi memiliki banyak variasi motif pada produk bati tulisnya itu. Namun, motif yang lebih dominan adalah motif bunga.

Pernah Berjaya Diera Sembilan Puluhan
Sementara itu, pembatik lain yang juga memiliki home industry adalah Supriyatun.

Menurutnya, produk kerajinan batik tulis lokal Desa Dagan pernah Berjaya di tahun Sembilan puluhan hingga medio 2004.

“Produk kerajinan batik tulis desa Dagan pernah menjadi ikon batik kabupaten Purbalingga. Bahkan, saya pernah menyabet juara satu lomba membatik tingkat kabupaten Purbalingga tahun 2004,” papar Supriyatun.

Kejayaan batik tulis desa Dagan kian meredup setelah Pemkab Purbalingga memberikan izin investasi pendirian pabrik aksesoris rambut dan bulu mata palsu dari Korea.

Sejak saat itu, lanjut Supriyatun, para pemudi di desa Dagan lebih memilih bekerja sebagai karyawan pabrik tersebut. Sehingga, peminat kerajinan batik tulis kian berkurang.

Butuh Pemasaran Modern
Terkait dengan produk kerajinan batik tulis tersebut, Kepala Desa Dagan, Hj. Sukarni, S.Sos menegaskan, masalah yang kerap muncul dalam produksi batik tulis adalah masalah pemasaran.

Menurutnya, selama ini pemasaran yang dijalankan oleh para pengrajin batik tulis adalah pemasaran tradisional. Di mana, pengrajin akan memproduksi batik tulis, jika ada pesanan.

“Ke depan, harus ada konsep pemasaran yang modern, agar pengrajin dapat terus memproduksi batik tulis, meski belum ada pesanan,” terang Sukarni.

Lebih jauh ia mengatakan, pihaknya akan menggunakan internet sebagai alat pemasaran produk kerjainan batik tulis tersebut.

Apalagi, tambahnya, desa Dagan telah memiliki jaringan internet, dan telah memiliki website desa. Sehingga, hal itu akan mempermudah, dan memperluas jangkauan pasar.

“Dengan demikian, pada saatnya nanti, produk kerajinan batik tulis Sidamukti desa dagan siap menjadi produk unggulan desa,” pungkas Sukarni

Mungkin Anda juga menyukai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *