PURBALINGGA – Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga mempunyai komitmen untuk mewujudkan satu dari tujuh misisnya, yaitu membangun Purbalingga dari desa. Bupati juga akan membudayakan agar selalu ingat dengan desa.
Selain itu, untuk meningkatkan budaya kegotongroyongan masyarkat yang semakin menipis, nantinya setiap hari Jum’at dan Sabtu, bupati, wakil bupati dan semua pejabat akan turun dan berkantor di desa. Karena membangun Purbalingga, membangun desa tidak dapat dilakukan sendirian, namun butuh dukungan dari semua pihak.
“Membangun Purbalingga, tidak bisa sendirian, bupati, camat, kepala desa (kades) dan masyarakat juga tidak bisa membangun sendiri. Akan tetapi butuh kebersamaan, dukungan semua pihak,”ujar Bupati Purbalingga Tasdi saat Tarawih Keliling Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga di Desa Langgar Kecamatan Kejobong, Senin malam (13/6).
Oleh karena, sambung bupati, pihaknya akan membudayakan untuk selalu ingat selalu yang ada di desa.Bahkan nanti bulan Juli, pemkab yang selama ini melaksanakan lima hari kerja akan kembali melaksanakan enam hari kerja. Karena, dengan lima hari kerja, antara birokrasi dan masyarakat terlalu lama tidak bertemu dan hari Jum’at-Sabtu khusus untuk kunjungan ke desa-desa dengan melakukan gotong royong dan berkantor di desa.
“Saya kepengin pemkab Purbalingga kembali melaksanakan enam hari kerja, karena selama ini ketiak hari Jum’at, sehabis jumatan selesai kita tidak ketemu, hari Sabtu tidak ketemu, apalagi hari Minggu, terlalu lama kita tidak ketemu, akhirnya kita putus komunikasi. Sehingga kami ingin kembali di Purbalingga ke enam hari kerja, nanti Jumat Sabtu kita ngantor di desa,”jelasnya.
Disamping itu, kata bupati, dana untuk desa di Kabupaten Purbalingga tahun ini cukup besar, oleh karenanya dengan banyaknya dana, diharapkan bisa memaknai gregetnya pembangunan di desa, sehingga desa harus maju. Dengan banyaknya dana desa, baik yang bersumber dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, namun disisi lainnya, nilai gotong royong yang semakin menipis perlu ditingkatkan lagi
“Untuk itu, dengan banyaknya dana untuk desa, mohon dikawal, diawasi dan dilaksanakan dengan baik, supaya desa-desa di Purbalingga maju. Mari kita gerakan satu sisi semua dana dari pusat dan daerah ada, tapi sisi lain adalah kegotong royongan kita tingkatkan, kenapa nilai tersebut semakin menipis dan masyarakat semakin malas,”kata bupati.
Untuk meningkatkan semangat gotong royong di desa bupati meminta, agar camat, kades dan tokoh masyarakat untuk menumbuhkan kembali agar semangat gotong royong harus hidup di tengah-tengah masyarakat.
Menurut bupati, banyak persoalan persoalan masyarakat yang dapat diselesaikan dengan gotong royong. Contohnya Purbalingga masih ada persoalan 27 ribu Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang perlu dibantu. Sehingga, kalau tidak dengan gotong royong siapa lagi yang akan menyelesaikan, karena pemerintah tidak bisa sendiri, namun harus bersama antara pemerintah, masyarakat dan pengusaha harus ikut memelihara bagaimana agar masyarkat miskin dapat teratasi.