SMP Negeri 1 Bobotsari unjuk gigi menampilkan seni karawitan uyon-uyon di Pendopo Dipokusumo, Purbalingga, Senin (20/8) malam. Pementasan ini rutin digelar di Pendopo Dipokusumo secara bergilir untuk SMP di masing-masing kecamatan.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga Drs Sri Kuncoro, acara Uyon-uyon ini merupakan wujud perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dalam nguri uri budaya Jawa khususnya seni musik Banyumasan.
“Sengaja kita sasar pembinaan musik Banyumasan ini kepada generasi-generasi muda, khusunya siswa SMP. Sebab kalau orang dewasa, saya rasa sudah banyak yang menggemari. Kini generasi muda agar seni musik Banyumasan ini tetap lestari,” katanya.
Acara yang diselenggarakan oleh Dindikbud Kabupaten Purbalingga ini cukup intens dilaksanakan dalam kurun satu tahun ini. Sri Kuncoro menargetkan akan terselenggara 10 kali Uyon-uyon dari grup musik dan sekolah yang berbeda-beda tiap kali tampil.
“Setiap kecamatan harus ada SMP yang bisa menampilkan. Sebab sebelumnya kami juga telah memberikan pembinaan kepada para siswa SMP ini melalui Sanggar Seni Wisanggeni binaan dari Dindikbud,” katanya.
Mengenai performa para siswa-siswi SMPN 1 Bobotsari ini, telah unjuk gigi di berbagai festival bergengsi. Diantaranya di ajang festival musik tradisional tingkat nasional. Sementara di tahun 2018 ini, grup karawitan/calung SMPN 1 Bobotsari juga sempat tampil di International Gamelan Festival (IGF) yang diselenggarakan di Surakarta beberapa waktu lalu.
Sementara itu Plt Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Purbalingga Drs Agus Winarno MSi menyampaikan apresiasinya terhadap acara ini, pihaknya mengagumi generasi muda yang sudah trampil memainkan gending.
“Sebagai masyarakat Jawa kita patut bangga, karena dari hasil ekstraksi budaya kita memiliki produk-produk warisan budaya yang diakui UNESCO khususnya dalam hal Intangible Heritage, misalnya Wayang kulit, Batik dan Keris. Sedangkan gamelan ini tentu saja sepaket dengan wayang kulit sehingga bisa dikatakan juga sebagai warisan budaya,” katanya.
Pihaknya mendukung setiap upaya pemerintah daerah yang rutin menggelar apresiasi seni seperti halnya Uyon-uyon ini. Menurutnya acara ini akan memberikan wadah untuk mengekspresikan bagi para pelaku-pelakunya.
“Sehingga harapannya momen untuk berapresiasi ini memberi dorongan insan pelaku seninya untuk lebih semangat memajukan dan mengebangkan kebudayaan hasil leluhur kita ini,” katanya.
Acara ini dihadiri oleh segenap para guru seni di Kabupaten Purbalingga, guru-guru SMPN 1 Bobotsari, sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Purbalingga, serta kepala Organisasi Perangkat daerah (OPD). Sejumlah lagu yang dimainkan dalam pementasan kali ini diantaranya gugur Gunung, Iringan tari Lenggasor, Iringan Gambyong Banyumasan, bendrong Kulon, Ilustrasi musik Sembarda dan lain-lain